Kabareskrim Ungkap Perjuangan Tim Polisi dalam Operasi Narkoba di Laut Sumatra
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol. Wahyu Widada, membagikan kisah perjuangan tim kepolisian dalam operasi pemberantasan peredaran gelap narkoba di perairan Laut Selatan Sumatra. Dalam konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu, Wahyu menceritakan betapa beratnya tantangan yang dihadapi timnya, termasuk insiden kapal yang rusak akibat dihantam ombak besar selama operasi.
“Kami pernah melakukan operasi di Laut Selatan Sumatra bersama tim dari Direktorat Jenderal Bea Cukai. Saat itu, kapal yang kami tumpangi dihantam ombak besar hingga bagian buritannya jebol,” ujar Wahyu. Ia menjelaskan bahwa operasi tersebut merupakan bagian dari upaya Polri untuk memutus rantai peredaran narkoba yang kerap menggunakan jalur laut sebagai modus operandi.
Operasi di Laut Selatan Sumatra bukanlah tugas mudah. Wahyu mengungkapkan bahwa timnya harus berhadapan dengan kondisi cuaca ekstrem dan ombak besar yang mengancam keselamatan. Meski demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat personel kepolisian untuk tetap menjalankan tugas. “Kondisi laut yang tidak bersahabat menjadi tantangan tersendiri. Namun, kami tetap bertekad untuk menyelesaikan misi ini demi keselamatan masyarakat,” tegasnya.
Kerja sama antara Bareskrim Polri dan Ditjen Bea Cukai menjadi kunci keberhasilan operasi ini. Wahyu menjelaskan bahwa kedua instansi saling berkoordinasi untuk memantau pergerakan kapal-kapal mencurigakan yang diduga membawa narkoba. “Kami menggunakan teknologi dan intelijen untuk melacak pergerakan kapal-kapal tersebut. Kerja sama dengan Bea Cukai sangat penting dalam operasi ini,” ujarnya.
Meski menghadapi berbagai rintangan, operasi tersebut berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba dalam jumlah besar. Wahyu menyebut bahwa timnya berhasil menyita puluhan kilogram sabu-sabu dan puluhan ribu pil ekstasi yang rencananya akan diedarkan di wilayah Sumatra dan sekitarnya. “Ini adalah bukti bahwa kami tidak akan pernah berhenti memerangi narkoba, meski harus menghadapi risiko besar,” katanya.
Kabareskrim juga mengapresiasi dedikasi dan keberanian personel kepolisian yang terlibat dalam operasi tersebut.
Ia menegaskan bahwa keselamatan tim adalah prioritas utama, namun tugas untuk melindungi masyarakat dari bahaya narkoba tidak boleh diabaikan. “Kami selalu memastikan keselamatan tim, tetapi tugas kami sebagai penegak hukum harus tetap dijalankan. Ini adalah bentuk pengabdian kami kepada negara,” ucap Wahyu.
Operasi di Laut Selatan Sumatra ini menjadi salah satu bukti nyata komitmen Polri dalam memerangi peredaran narkoba, yang selama ini menjadi ancaman serius bagi generasi muda dan stabilitas nasional. Wahyu menegaskan bahwa Polri akan terus meningkatkan upaya pencegahan dan penindakan terhadap jaringan narkoba, baik di darat maupun di laut. “Kami tidak akan pernah berhenti memerangi narkoba. Ini adalah perang yang harus kita menangkan bersama,” tegasnya.
Selain itu, Wahyu juga mengimbau masyarakat untuk turut serta dalam upaya pemberantasan narkoba dengan melaporkan setiap aktivitas mencurigakan kepada pihak berwajib. “Kami membutuhkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Mari kita bersama-sama melindungi generasi muda dari ancaman narkoba,” ajak situs online.
Dengan operasi ini, Bareskrim Polri kembali menunjukkan komitmennya untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, meski harus menghadapi berbagai tantangan dan risiko. Wahyu berharap bahwa upaya ini dapat memberikan dampak signifikan dalam mengurangi peredaran narkoba di Indonesia, sekaligus memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan narkoba. “Kami akan terus bekerja keras untuk menciptakan Indonesia yang bersih dari narkoba,” pungkasnya.
Melalui kisah perjuangan ini, Kabareskrim mengingatkan kita bahwa perang melawan narkoba adalah tanggung jawab bersama, dan hanya dengan kerja sama yang solid, kita dapat memenangkan pertempuran ini.